Teknologi di lingkungan Primitif
0Cerita yang sedikit lucu mengisahkan tentang obrolan antara pasien dan dokter gigi sbb :
Pasien : “dok…, gigi saya sakit, sudah saya tambal, tapi masih sakit dok…, sebaiknya harus diapakan ?”
Dokter : “coba saya periksa……”
sejenak tengok sana sini, tela’ah sana sini…., akhirnya si dokter mengakhiri pemeriksaannya…….
Dokter : “sepertinya gigi anda sudah terlalu keropos untuk ditambal…., saya tidak bisa memberikan saran lain selain dicabut, jadi bagaimana ?”
Pasien : “baiklah kalau memang yang terbaik dicabut, cabut saja pak…….”
……kemudian si dokter memulai operasinya, dengan sangat hati2 dia mencabut gigi sang pasien.
Berkat keprofessionalan sang dokter, operasi tersebut hanya berlangsung tidak lebih dari 2 menit saja, dan berakhirlah penderitaan sakit gigi si pasien….., kemudian si dokter dan sang pasien duduk kembali dan terjadilah dialog :
Dokter : “sudah pak…, ini satu gigi sudah saya cabut, biayanya 2 juta rupiah”
Pasien : “APAAA !!!, OPERASI 2 MENIT 2 JUTA RUPIAH !!!!, MAHAL AMATTT !!!!!”
Dokter : “Kalau bapak mau 2 minggu juga bisa pak…., lain kali gigi bapak ada yang sakit lagi, itu bisa saya atur….”
Pasien : “wah…, ga mau donk…., saya maunya cepet…….”
Dokter : “itu dia pak…., justru karena saya melakukannya dengan cepat dan professional, harga pencabutannya segitu…., apa bapak mau dicabut dua ratus ribu tapi operasinya 2 minggu ?”
Pasien : “ya ga mau lah……, tapi koq bisa mahal begitu sih ?”
Dokter : “wah ceritanya bisa engga habis kalau mau dibahas semua pak….”
Pasien : “maksudnya “
Dokter : “coba bapak renungkan…, untuk jadi dokter spesialis membutuhkan sekolah hampir 10 tahun…, saya harus mengorbankan waktu, biaya, dan umur yang tidak sedikit…., selain itu saya harus membuka izin praktek dan biaya sewa tempat untuk praktek saya ditambah membeli peralatan yang mahal-mahal juga obat-obatan yang tidak sedikit, menurut anda, sebandingkah usaha saya selama 10 tahun untuk mencabut gigi anda dengan aman seharga 200 ribu saja ?”
Pasien : “oh…, iya juga ya pak…., saya mengerti sekarang….”
Begitulah kadang kita berasumsi terhadap sesuatu yang seakan-akan merugikan kita, padahal dibalik semua itu ada maksud yang terbaik untuk kita.
Pertanyaan yang harus kita coba renungkan : “Apakah ada pemikiran yang sejenis dengan masalah ini, yang sudah tertanam didalam kehidupan sehari-hari kita, sementara kita selalu menanyakan kenapa begitu sih ?, padahal semua itu sudah berjalan dijalan yang terbaik untuk kita (baca:kita sering mencoba merubah jalannya sehingga justru kita menyesal)”
No Comments